
Tanggal: 5 Juli 2025
Samosir, Sumatera Utara — Danau Toba terus memancarkan pesonanya, bukan hanya karena keindahan alamnya yang memikat, tetapi juga karena inovasi wisatanya yang terus berkembang. Salah satu destinasi baru yang kini menjadi incaran wisatawan adalah restoran terapung pertama di Danau Toba yang menyajikan kuliner khas Batak dengan latar panorama 360 derajat langsung ke danau dan perbukitan Samosir.
Konsep Unik di Tengah Danau
Restoran bernama “Horas Toba Floating Resto” ini berdiri di atas platform ponton seluas hampir 400 meter persegi dan berlabuh di kawasan Tuk Tuk Siadong, Pulau Samosir. Dengan desain arsitektur yang memadukan elemen tradisional Batak dan konstruksi modern, restoran ini mampu menampung hingga 120 pengunjung dalam satu waktu.
Menurut pemiliknya, Mardian Lumban Gaol, konsep restoran ini terinspirasi dari keindahan alam Danau Toba yang selalu tampak berbeda setiap jamnya.
“Kami ingin memberikan pengalaman makan yang tidak hanya soal rasa, tetapi juga soal rasa syukur. Bayangkan makan Ikan Arsik sambil melihat matahari terbenam di atas danau — itu luar biasa,” ujarnya.
Sajian Khas Batak yang Otentik
Menu yang disajikan di Horas Toba Floating Resto sepenuhnya berbasis masakan tradisional Batak, seperti:
-
Ikan Arsik (ikan mas bumbu kuning khas Batak)
-
Saksang (daging babi dengan darah dan rempah khas)
-
Dali Ni Horbo (susu kerbau fermentasi)
-
Mie Gomak (disebut juga “spaghetti Batak”)
-
Na Niura (ikan mentah yang diawetkan dan dibumbui tanpa dimasak)
Untuk pengunjung Muslim, tersedia juga versi halal seperti Ikan Nila Panggang, Mie Gomak Tanpa Babi, dan Sayur Ubi Tumbuk Santan.
Semua bahan berasal dari desa-desa sekitar Samosir dan dimasak oleh juru masak lokal yang menguasai resep turun-temurun.
Pengalaman Visual dan Budaya Sekaligus
Restoran ini juga menawarkan pengalaman budaya. Setiap malam, pengunjung disuguhkan pertunjukan musik tradisional gondang Batak dan tarian Tor-Tor. Tamu dapat ikut serta menari atau memainkan alat musik tradisional, memberikan nilai tambah yang tidak ditemukan di tempat lain.
“Ini bukan sekadar restoran. Ini tempat untuk merasakan budaya Batak secara utuh,” kata salah satu pengunjung dari Surabaya, Andini Kusuma.
Dukungan Pemerintah dan Lonjakan Wisatawan
Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Pariwisata memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan restoran ini sebagai bagian dari paket wisata unggulan “Toba Gastronomi & Heritage Tour” yang diluncurkan sejak awal 2025.
“Danau Toba tak boleh hanya dilihat, tapi harus dirasakan — salah satunya melalui kulinernya. Restoran ini menjawab kebutuhan wisatawan akan wisata rasa dan budaya,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Tumpak Simanjuntak.
Menurut data internal restoran, kunjungan mencapai rata-rata 350 pengunjung per hari, dan meningkat drastis saat akhir pekan dan libur nasional.
Kesimpulan:
Horas Toba Floating Resto bukan hanya inovasi wisata kuliner, tetapi juga contoh nyata bagaimana potensi budaya lokal dapat diangkat melalui pendekatan modern. Dengan cita rasa khas Batak, suasana danau yang magis, serta hiburan tradisional, restoran ini berhasil menyatukan rasa, visual, dan jiwa dalam satu pengalaman wisata yang luar biasa.