“Jeritan Keadilan: Keluarga Prada Lucky Tuntut 20 Pelaku Penganiayaan Didakwa Sepenuhnya”

Kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, seorang prajurit TNI AD, telah mengguncang publik dan memunculkan tuntutan keras dari keluarga atas dugaan penganiayaan oleh para seniornya. Keluarga tidak hanya menuntut transparansi dan keadilan, namun juga meminta agar para pelaku – yang disebut sebanyak 20 orang – tidak dilindungi oleh institusi militer dan mendapat hukuman setimpal.

Seruan Keluarga untuk Pengusutan Transparan

Saat upacara pemakaman militer berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 9 Agustus 2025, isak tangis menyelimuti keluarga. Ibu sang prajurit, Sepriana Paulina Mirpey, menangis penuh harap, “Mama belum terima, Nak… mamak tidak terima kamu pergi seperti ini.”YouTube+9Mistar+9CNN Indonesia+9

Perwakilan keluarga menyatakan keinginan agar kasus ini diusut dengan terbuka dan pelaku dihukum sesuai hukum yang berlaku. Ayah korban bahkan menyampaikan kecamannya, termasuk menyinggung keterlibatan petinggi TNI hingga presiden dalam menuntut keadilan.Mistar

Kebutuhan Hukum yang Tegas dan Kehormatan yang Dipertaruhkan

Kabar terbaru menyebutkan bahwa keluarga menuntut agar “20 orang pelaku penganiayaan tidak dilindungi” oleh institusi. Intinya adalah, semua yang terlibat—dengan kapasitas sebagai senior militer—harus diusut dan ditindak tegas, tanpa perlindungan khusus.CNN Indonesia

Respons Publik dan Seruan dari Pejabat

Tuntutan keluarga juga mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, mengecam keras kasus ini dan mendesak agar proses penanganan dilakukan secara transparan dan pelaku diadili setimpal.Detik News

Kronologi Dugaan Penganiayaan

Sebelum meninggal dunia pada 6 Agustus 2025 di RS Aeramo, Nagekeo, Lucky dilaporkan mengalami sejumlah luka, seperti luka di punggung dan lebam pada tubuhnya. Keluarga menyatakan bahwa Lucky sempat mengeluh penganiayaan—termasuk dicambuk oleh senior—kepada mereka sebelum kematiannya.Detik News+6Mistar+6CNN Indonesia+6

Tuntutan Inti Keluarga

  • Kejujuran dan keterbukaan dalam pengusutan kasus.

  • Pembukaan fakta kasus tanpa intervensi institusi militer.

  • Penghentian segala bentuk perlindungan khusus terhadap pelaku yang berasal dari internal TNI.

  • Hukuman seadil-adilnya, termasuk kemungkinan hukuman berat jika terbukti bersalah.

Kesimpulan

Keluarga Prada Lucky menuntut agar kasus kematian ini diungkap ke publik—tanpa perlindungan khusus bagi para senior militer yang diduga terlibat. Mereka menolak penanganan “diam-diam” dan menyerukan agar proses hukum berjalan transparan dan adil, sebagai simbol pentingnya akuntabilitas dalam institusi pertahanan.

Related Posts

Tes Urine Mendadak Bongkar 4 Honorer Pemkab Meranti Positif Narkoba, Termasuk Seorang Wanita

Tanggal: Dilaksanakan pada Senin, 4 Agustus 2025; dilaporkan ke publik pada 6 Agustus 2025Sumber: ANTARA https://www.okezone.com/+1 Isi Berita (Ringkasan Panjang): Pada Senin, 4 Agustus 2025, Pemkab Kepulauan Meranti, Riau, mengadakan…

Polisi Bongkar Gudang Narkoba Terbesar di Sumatera, Sita 1,2 Ton Sabu – 10 Agustus 2025

Medan, 10 Agustus 2025 – Kepolisian Daerah Sumatera Utara berhasil mengungkap gudang narkoba terbesar di wilayah Sumatera tahun ini. Dalam penggerebekan di kawasan Pelabuhan Belawan, polisi menyita 1,2 ton sabu…

You Missed

Andai – Gigi: Lagu tentang Penyesalan

Sikap Duniawi – Isyana Sarasvati: Kritik Sosial dalam Balutan Pop

Soulmate – Kahitna: Lagu Romantis tentang Belahan Jiwa

Persik Kediri Tampil Gemilang, Raih Kemenangan Atas Barito Putera

Persija Jakarta Raih Kemenangan Dramatis atas PSS Sleman dalam Pertandingan Penuh Ketegangan

Diantara Kalian – D’Masiv: Cinta Segitiga yang Menyakitkan