Dunia sepak bola kembali tercoreng. Sebuah investigasi gabungan antara kepolisian Indonesia, Interpol, dan federasi sepak bola internasional (FIFA) berhasil membongkar jaringan mafia bola berskala Asia Tenggara yang diduga kuat mengatur skor pertandingan di berbagai liga, termasuk di Indonesia.
Kasus ini menguak praktik lama match fixing, penyuapan wasit, hingga tekanan terhadap pemain demi keuntungan taruhan online yang nilainya mencapai jutaan dolar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
⚽ Skandal Lama, Aktor Baru
Meskipun mafia bola bukan hal baru dalam dunia sepak bola, hasil investigasi terbaru menunjukkan bahwa modus operandi makin canggih, memanfaatkan teknologi digital, media sosial, dan koneksi ke bandar judi luar negeri.
Menurut pihak berwenang, jaringan ini:
-
Memanfaatkan agen lokal untuk mendekati pemain dan wasit
-
Menyusup ke jajaran manajemen klub tertentu
-
Mengontrol pertandingan di liga menengah hingga turnamen pramusim
-
Bekerja sama dengan situs taruhan ilegal yang terdaftar di luar negeri
💬 Pengakuan Mengejutkan dari Mantan Pemain
Seorang mantan pemain Liga 2 Indonesia, yang identitasnya dirahasiakan, mengaku pernah ditawari uang sebesar Rp 100 juta untuk sengaja membuat blunder dalam pertandingan penting.
“Mereka bilang ini ‘bisnis biasa’. Kalau saya tolak, saya diancam dicoret dari tim. Bahkan pelatih tahu dan diam saja,” ujarnya dalam wawancara eksklusif.
👮 Penangkapan dan Tindakan Hukum
Polda Metro Jaya bersama Satgas Anti Mafia Bola berhasil menangkap 6 tersangka di Jakarta, Surabaya, dan Medan, termasuk seorang eks manajer klub dan bandar taruhan online. Barang bukti berupa transfer rekening, percakapan WhatsApp, serta rekaman CCTV pertemuan di hotel turut diamankan.
Kepolisian juga telah mengajukan kerja sama dengan Interpol untuk memburu otak utama sindikat yang diduga berbasis di Thailand dan Kamboja.
📉 Dampak bagi Sepak Bola Nasional
Akibat skandal ini, beberapa pertandingan Liga 1 dan Liga 2 tengah diselidiki ulang. PSSI berjanji akan melakukan audit independen dan menjatuhkan sanksi tegas jika terbukti ada klub atau individu terlibat.
Ketua Umum PSSI mengatakan, “Kami tidak akan mentoleransi praktik mafia bola. Sepak bola Indonesia harus bersih dan berintegritas.”
🧠 Pakar: Mafia Bola Sulit Diberantas Tanpa Transparansi
Menurut pakar sepak bola Asia, mafia bola sulit dihapuskan jika tidak ada keterbukaan finansial di tubuh klub, profesionalisme manajemen, dan perlindungan terhadap whistleblower (pelapor).
“Selama klub masih bisa dikuasai segelintir individu tanpa akuntabilitas, mafia bola akan terus menemukan celah,” ujar analis dari AFC Watchdog Institute.
🏁 Penutup
Kasus mafia bola menjadi tamparan keras bagi dunia sepak bola Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk menjaga kepercayaan publik dan masa depan para pemain muda, reformasi menyeluruh harus segera dilakukan—dari struktur liga hingga sistem pengawasan pertandingan.
Hanya dengan tindakan nyata dan transparansi, sepak bola bisa kembali menjadi arena sportivitas, bukan permainan uang haram di balik layar.